Rabu, 18 Februari 2015

1st Tulungagung Islamic Book Fair 2015
Oleh : Nurrishma S H
               1st Tulungagung Islamic Book Fair 2015, itu merupakan hari terakhir acara tersebut dibuka. Sebelumnya, saya sudah berniat dan mengatur bahwa buku yang akan saya beli hanyalah buku yang saya butuhkan saja. Alasannya sederhana yaitu tempat buku di rumah saya sangat terbatas. Jika saya terlalu banyak membeli buku, maka rumah akan menjadi gudang buku yang tercecer sampai kemana-mana. Selain itu, buku yang sudah saya miliki masih banyak yang belum sempat saya baca. Maka dari itu, dengan terus membeli berarti lebih banyak lagi yang belum saya baca.
Tetapi, niat saya tersebut belum bisa terpenuhi, bisa dikatakan gagal. Ada saat - saat tertentu yang mengharuskan saya untuk membeli buku. Selain itu, meskipun saya sudah berusaha membatasi, tetapi tetap saja usaha tersebut belum bisa tercapai karena suatu kebutuhan.
           Minggu, 15 Februari 2015. Saya pergi ke 1st Islamic Book Fair (IBF) di Tulungagung tepatnya di Gedung Balai Rakyat, utara alun-alun Tulungagung. Ketika itu saya bersama dengan Mama. Senang sekali rasanya bisa jalan-jalan dengan Mama, karena sudah lama kami tidak melakukannya semenjak saya bersekolah di Madrasah Aliyah dan tinggal di Ma'had.
Ketika sampai disana, saya segera memilih buku yang sekiranya dibutuhkan. Karena terlalu banyak bukunya, saya agak kesulitan dalam memilihnya sehingga harus berpikir berkali-kali agar buku yang saya beli kelak bisa bermanfaat. Saya sudah membatasi tidak akan membeli novel. Karena menurut saya, buku seperti novel, cerpen, dan komik hanya bisa dibaca satu kali saja. Pertama, tujuanku hanya membeli dua buku yaitu buku Vocabullary dan TOEFL. Setelah saya melihat lagi saya tertarik kepada satu buku, dan ternyata buku itu berobral Rp. 20.000 dapat tiga buku. Akhirnya saya memilih dua buku lagi untuk menggenapkan obralan tersebut. Jadi, total harga 5 buku yang saya beli adalah Rp. 50.000. Awalnya saya takut kalau nggak dibolehin sama Mama, tetapi Alhamdulillah ternyata boleh.
              Setelah membeli buku, saya dan Mama pergi ke stand penjual busana muslimah. Awalnya kami hanya melihat-lihat, kemudian tertarik untuk membeli. Akhirnya, saya dibelikan baju atasan muslimah oleh Mama. Sedangkan beliau sendiri membeli gamis dan dua rok yang memang mode-nya bagus. Karena mama juga pedagang eceran, jadi mama juga membeli kaos kaki berwarna polos untuk dijual lagi. Saat kami hendak keluar, saya melihat satu buku. Seketika saya teringat kepada tugas yang diberikan dari ekstrakurikuler yang saya ikuti di sekolah, yaitu Desain Grafis. Saya berfikir, mungkin buku ini bisa membantu meringankan tugas saya dalam mengerjakan Blog. Akhirnya saya membelinya. Buku tentang Blog yang saya beli tersebut akan menemani saya dalam mengerjakan tugas yang saya terima. Buku tersebut harganya hanya Rp.10.000. Jadi, total keseluruhan buku yang sudah saya beli adalah Rp.60.000

Setelah semuanya dirasa sudah cukup dan adzan Dzuhur sudah berkumandang, kami segera keluar dan pergi ke masjid untuk memenuhi panggilan adzan. Keluar dari gedung kami menukarkan nota dengan kupon yang akan diundi pada malam harinya. Kami mendapatkan 12 buah kupon, kemudian kami mengisinya. Setelah selesai, kupon tersebut kami masukkan kedalam kotak kupon. Disitu sudah banyak kupon yang terkumpul. Dengan bacaan basmalah kami memasukkannya dengan penuh harap, agar saat pengundian nanti kami mendapatkan doorprize.
             Kami pergi ke masjid Agung yang terletak disamping alun-alun tersebut. Sembari shalat kami juga beristirahat disana. Setelah selesai melepas lelah, kami segera pulang.
Ini foto yang sempat saya ambil di masjid Agung dan sekitar alun - alun Tulungagung :



Pertimbangannya sederhana yaitu tempat buku di rumah saya sangat terbatas. Jika saya terus membeli buku, persoalan tempat bisa menjadi masalah tersendiri. Selain itu, buku yang saya miliki lebih banyak yang belum sempat saya baca. Dengan terus membeli berarti semakin banyak buku yang belum saya baca.
Tetapi niat tersebut ternyata tidak selalu dapat saya penuhi. Ada saat-saat tertentu yang mengharuskan saya untuk tetap membeli buku. Pada akhir oktober lalu, di kampus tempat saya bekerja, Penerbit Teras Yogyakarta sedang mengadakan pameran. Harganya cukup murah. Saya pun tergoda membelinya.
- See more at: http://ngainun-naim.blogspot.com/2013/10/dari-buku-ke-buku.html#sthash.8P7lWCFQ.dpuf
Pertimbangannya sederhana yaitu tempat buku di rumah saya sangat terbatas. Jika saya terus membeli buku, persoalan tempat bisa menjadi masalah tersendiri. Selain itu, buku yang saya miliki lebih banyak yang belum sempat saya baca. Dengan terus membeli berarti semakin banyak buku yang belum saya baca.
Tetapi niat tersebut ternyata tidak selalu dapat saya penuhi. Ada saat-saat tertentu yang mengharuskan saya untuk tetap membeli buku. Pada akhir oktober lalu, di kampus tempat saya bekerja, Penerbit Teras Yogyakarta sedang mengadakan pameran. Harganya cukup murah. Saya pun tergoda membelinya.
- See more at: http://ngainun-naim.blogspot.com/2013/10/dari-buku-ke-buku.html#sthash.8P7lWCFQ.dpuf
Pertimbangannya sederhana yaitu tempat buku di rumah saya sangat terbatas. Jika saya terus membeli buku, persoalan tempat bisa menjadi masalah tersendiri. Selain itu, buku yang saya miliki lebih banyak yang belum sempat saya baca. Dengan terus membeli berarti semakin banyak buku yang belum saya baca.
Tetapi niat tersebut ternyata tidak selalu dapat saya penuhi. Ada saat-saat tertentu yang mengharuskan saya untuk tetap membeli buku. Pada akhir oktober lalu, di kampus tempat saya bekerja, Penerbit Teras Yogyakarta sedang mengadakan pameran. Harganya cukup murah. Saya pun tergoda membelinya.
- See more at: http://ngainun-naim.blogspot.com/2013/10/dari-buku-ke-buku.html#sthash.8P7lWCFQ.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGANTAR PSIKOLOGI KOGNITIF

Ketika membaca dan berpikir mengenai apakah definisi psikologi kognitif itu? Sesungguhnya kita sedang melibatkan kognisi. Psikologi Kognitif...