TEKNIK PENGURAIAN PEMBAHASAN DAN PENULISAN PENUTUP
Diajukan
untuk memenuhi salah satu mata kuliah
BAHASA
INDONESIA
Dosen
pengampu :
Ariesta
Bagus Pramuwibowo, M. Pd.
Disusun
oleh:
Kelompok
9
Moh.
Malikul Hasan (17204163149)
Windy
Arianti (17204163163)
Nurrishma
Syafa’atul Husna (17204163166)
Alifiani
Septiana (17204163167)
Achmad
Cahyana Putra (17204163211)
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2016
PEMBAHASAN
1.
Area isi uraian bahasan
Teks utama makalah berisi bahasan. Uraian kajian konseptual-teoritis
dan faktual-empiris dientregasikan dalam bagian tersebut. Membahas dalam
tulisan ilmiah diartikan sebagai kegiatan dalam identifikasi, mengklasifikasi, mengilustrasikan, menguraikan/ menganalisis
dan memberikan alasan dan bukti yang dapat dipercaya secara keilmuan. Hal yang
dimasalahkan dibahas secara ditail, konkret, sistematis serta mendalam.
Dari segi isi yang diuraikan dalam bahasan disesuaikan dalam rumusan
masalah pada bagian pendahuluan. Jika rumusan masalah berupa pertanyaan faktual
atau konsseptual maka uraian bahasan juga bersifat faktual atau konseptual.
Demikian pula, jika dalam rumusan masalah beerupa pertanyaan prosedural maka uraian bahasn bersifat
prosedural.
·
Masalah faktual
·
Bahasan faktual
no
|
Rumusan
masalah
|
sifat
|
Rumusan
bahasan
|
Sifat
|
1
|
Bencana
alam apa sajakah yang diakibatkan oleh penjarahan hutan ?
|
faktual
|
Bencana
alam akibat penjarahan hutan
|
Faktual
|
2
|
Bencana
kemanusiaan apa sajakah yang diakibatkan oleh penjarahan hutan ?
|
faktual
|
Bencana
kemanusiaan akibat penjarahan hutan
|
Faktual
|
·
Masalah prosedural
·
Bahasan prosedural
no
|
Rumusan
masalah
|
sifat
|
Bahsan
masalah
|
Sifat
|
1
|
Bagaimana
cara penghitungan besaran pajak bumi dan bangunan?
|
prosedural
|
Cara
penghitungan besaran pajak bumi dan bangunan
|
Prosedural
|
2
|
Bagaimanakah
cara penghitunga hasil PBB untuk pemda?
|
prosedural
|
Cara
penghitungan hasil PBB untuk pemda
|
Prosedural
|
Teknik
membahas
Membahas dalam karya
ilmiah berkaitan dengan pengembangan gagasan penulis. Untuk itu penulis dapat
memanfaatkan pendapat-pendapat pakar yang memiliki otoritas keilmuan dalam
bidang keilmuannya. Wujudnya dapat berupa hasil merujuk,
mengompilasi/merefeksi. Untuk keperluan itu sedikitnya ada tiga pula yang dapat
digunakan untuk membahas, yakni: (1) pola ilustratif, (2) analitif, (3)
argumentatif. Tercakup dalam pola pertama, yakni: (a) pemberian contoh, (b)
perbandinga dan kontras. Pola kedua meliputi teknik (a) klasifikasi, (b) proses,
(c) sebab akibat dan (d) pemecahan masalah. Dan pola argumentatif, didalamnya
mencangkup teknik penalaran (a) deduktif-induktif, (b) kausalitas, dan (c)
analogi.
Pola
Ilustratif
·
Teknik pemberian contoh
Pertama, teknik ini
perlu diletakkan dalam kerangka berfikir deduktif, maksudnya dari hal umum
menuju ke hal khusus.hal yang beersifat umum biasanya berupa gagasan atau
penilaian, sedangkan contoh dapat berupa benda, manusia, tindakan, kejadian,
tempat, atau gagasan. Kedua, pemberian contoh dilihat dari kategori atasan dan
bawahan. Atasan terkait dengan super ordinat dan bawahan sebagai sub
ordinat.Ketiga, pemberian contoh dimaksudkan bukan untuk membuktikan ataau
memberikan evidensi, melainkan untuk memperjekas gagsan penulis.
Contohnya:
Sebenarnya,
kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari
berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka
kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini
menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti
daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang
papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang
permanen.
·
Teknik perbandingan (persamaan
dan perbedaan / kontras)
Dalam tulisan ilmiah
apapun dapat dibandingkan, yakni dengan ditunjukkan persamaan dan
perbedaannya.Misalnya tentang benda, barang, objek, kejadian, peristiwa,
gagasan, pendapat, masalah, subjek atau orang.Perlu disadari bahwa membandingkan
dua hal tersebut harus benar-benar sederajat.Umpamanya membandingkan nangka
jawa dengan cempadak kalimantan adalah perbandingan yang tepat, sebab keduanya
termasuk jenis buah dengan klasifikasi sama
Teknik membandingkan ada tiga,
yakni:
(a)
pola persamaan
– perbedaan.Tekniknya, terlebih dahulu dikemukakan detil-detil kesamaan dalam
beberapa paragraf, kemudian diikuti uraian mengenai detil-detil kontras atau
pembeda.
(b)
Pola
perbedaan- persamaan.Tekniknya, terlebih dahulu dikemukakan detil-detil
perbedaan (kontras) dalam beberapa paragraf, kemudian diikuti uraian mengenai
detial-detil kesamaannya.
(c)
Pola
kombinasi (a) dan (b).Tekniknya, detil-detil kesamaan dan kebedaan dikemukakan
berseling-seling dalam bebrapa paragraf.
Contohnya:
Tema
lagu anak-anak zaman dulu lebih bervariasi dan mengandung pesan-pesan
pendidikan yang bermanfaat bagi perkembangan mental-psikologis anak jika
dibandingkan dengan lagu anak-anak masa kini. Anak-anak zaman dulu telah
belajar tentang kebesaran Tuhan (Pelangi), alam sekitar (Lihat Kebunku), kasih
sayang (Oh, Ibu dan Ayah), transportasi (Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah
Kawan) melalui lagu-lagu tersebut. Lagu tersebut mampu mendatangkan kegembiraan
juga memperluas wawasan pengetahuan anak-anak. Dibandingkan dengan lagu-lagu lama,
lagu anak-anak zaman sekarang kurang memiliki variasi tema. Lagu-lagu tersebut
kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan pada diri anak dan lebih
memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti
perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua
kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama
yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti kehidupan anak-anak itu sendiri.
Pola Analitis
Teknik Klasifikasi
Mengklasifikasi berarti
mengelompokkan barang, benda, objek, gagasan, atau masalah kedalam kelompok
tertentu. Bagi pembaca, penolakan terhadap klasifikasi tidak perlu ditumpukan
pada hasil klasifikasi, tetapi lebih tepat diarahkan pada dasar klasifikasi yang
digunakan penulis. Jika dasar yang digunakan berterima, pembaca dapat
mengkritisi apakah hasil klasifikasi sesuai dengan dasar yang digunakan.
Cara kerja klasifikasi memiliki
kesamaan dengan teknik persamaan dan perbedaan atau kontras serta teknik
deduktif-induktif. Pada teknik persamaan dan perbedaan penulis membandingkan
dua persoalan atau lebih dengan mengemukakan detail-detail persamaan dan perbedaan.
Sedangkan pada klasifikasi langkah tersebut dilanjutkan atau diarahkan pada
dasar pengelompokan tertentu. Di pihak lain teknik klasifikasi memiliki
persamaan dangan teknik deduktif-induktif.dalam klasifikasi penulis melakukan
detail atau perincian, dan hasil perincian tersebut untuk memperoleh
kelas-kelas atau kelompoknya, kelompok yang diperoleh dari langkah sebelumnya
diperinci lagi ke dalam kelompok yang lebih kecil lagi. Itulah sebabnya,
penulis harus jelas dan konsisten menerapkan dasar klasifikasinya.
Secara umum dasar klasifikasi
atas topik atau pokok masalah berupa :
a.
tempat
atau spasial,
b.
kronologi
atau waktu,
c.
proses,
d.
mekanisme
atau cara kerja,
e.
fungsi
atau peran,
f.
posisi
atau kedudukan,
g.
bentuk,
h.
sifat,
dan sebagainya.
Misalnya,
untuk mengklasifikasi karyawan suatu perusahaan jika didasarkan pada waktu,
akan ditemukan kelompok karyawan dengan masa kerja sangat lama, lama, cukup
lama, baru, sangat baru. Akan tetapi, jika didasarkan pada sifat atau keahlian
akan dihasilkan karyawan (a) professional, (b) asisten, tenaga kasar atau
pekerja. Formulasi pengembangan gagasan atau pembahasan dapat mengikuti pola
berikut ini:
a.
menentukan
dasar klasifikasi-mengklasifikasi-membuat perincian/detail,
b.
membuat
perincian/detail-mengklasifikasi-mengarah pada dasar klasifikasi.
Contohnya:
Rumusan
bahasan:
Dasar-dasar
Biologis Perilaku
(I)
Perilaku seseorang
dapat diungkap/ditelusuri secara biologis, yakni dengan meneliti bagaimana
proses dan dinamika saraf-saraf-faali atauneural-fisiologis.
Berdasarkan fungsinya dibedakan atas tiga kelompok, yakni (a) jaringan sel, (b)
sistem saraf, dan (c) sistem kelenjar atau hormonal. Pertama, tubuh seseorang
dibekali dengan jaringan sel penerima rangsang atau reseptor, penerus rangsang
atau ajustor, dan penanggap rangsang
atau efektor. Melalui sel reseptor seseorang menerima berbagai rangsang,
misalnya suhu, mekanis, kimiawi, sinar, dan warna. Rangsang-rangsang tersebut
selanjutnya diteruskan untuk ditanggapi sel efektor. Hasilnya direspon oleh
otot dan kelenjar tubuh berupa aksi atau perilaku tertentu.
(II)
Kedua, sistem
saraf tubuh terbagi atas (a) sistem saraf pusat mencakup sel-sel saraf di otak
dan sumsum tulang belakang, serta (b) sistem saraf tepi yang terdapat pada
seluruh organ tubuh seseorang. Sistem saraf pusat berfungsi mengoordinasi
perilaku. Perilaku yang kompleks dikoordinasi oleh otak dan yang sederhana
seperti refleks oleh sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi tidak memiliki
fungsi koordinatif. Tugas utamanya adalah menerima dan menyalurkan seluruh rangsang
yang diterima ke saraf pusat. Proses tersebut berlangsung berulang-ulang secara
timbal balik.
(III)
Ketiga adalah
sistem endokrin, yang terdiri atas rangkaian kelenjar atau glandula. Kelenjar
tersebut dapat mengeluarkan cairan kimiawi ke dalam darah. Banyak sedikitnya
cairan kimia itu disebut hormon. Di antaranya ada lima jenis hormon yang
menentukan perilaku seseorang. Lima kelenjar yang dimaksud adalah (a) kelenjar
gondok atau tiroid, (b) kelenjar pituitary,
(c) kelenjar adrenalin, (d) kelenjar kelamin atau gonad, dan (e) kelenjar
pankreas.
(IV)
Kelenjar gondok
memproduksi hormon tiroksin. Hormon tersebut membantu mengatur metabolisme
tubuh. Kelenjar pituitary
mengeluarkan hormon pitiutari bekerjasama dengan hipotalamus, mengatur atau
mengendalikan berbagai reaksi emosional seseorang. Kelenjar adrenal,
mengahasilkan hormon adrenalin yang dikeluarkan saat seseorang sedang stres.
Kelenjar kelamin atau gonad, yang mengeluarkan hormon yang memengaruhi perilaku
seksual. Kelenjar pankreas menghasilkan insulin yang mengatur kadar gula dalam
darah.
(V)
Demikianlah ketiga
kelompok sistem jaringan tersebut berinteraksi secara dinamis. Sinergi di
antara ketiganya memengaruhi perilaku seseorang. Perilaku dimaksud baik
perilaku (a) individual, (b) sosial, maupun (c) bentuk perilaku yang lain.
Ketidakharmonisan kinerja tiga jaringan sistem tersebut berakibat pada perilaku
menyimpang seseorang. Begitulah penjelasan perilaku seseorang berdasarkan kajian neural-fisiologis.
Penjelasan:
Teknik
pemberian klasifikasi:
isi paragraf i :
menentukan dasar klasifikasi penentu perilaku seseorang dan pemberian detail
atas klasifikasi/kelompok pertama, yakni sistem jaringan sel tubuh,
isi paragraf ii :
pemberian detail atau perincian atas kelompok kedua, yakni sistem saraf tubuh,
isi paragraf iii :
pemberian detail atau perincian atas kelompok ketiga, yakni sistem hormon,
isi paragraf iv :
pengembangan perincian/detail atas kelompok ketiga,
isi paragraf v : penggabungan detail informasi pada
paragraf (i), (ii), (iii), dan (iv) dalam bentuk pernyataan umum.
Teknik Analisis Proses
Proses merupakan suatu sekuensi atau urutan
tindakan atau perbuatan untuk menghasilkan sesuatu atau urutan sesuatu kejadian
atau peristiwa. Analisis proses berbeda dengan narasi dalam hal hasil akhirnya.
Pada narasi yang diceritakan adalah urutan kegiatan atau rangkaian kejadian
tanpa memerhatikan hasil akhirnya. Sebaliknya, analisis proses memaparkan
sekuensi atau serangkaian kegiatan dengan tujuan akhir terwujudnya hasil
tertentu karena adanya proses yang disengaja.
Secara prosedural analisis proses dilakukan
dengan cara berikut ini. Pertama, penulis memahami/menguasai rincian secara
menyeluruh. Kedua, penulis membagi proses menurut tahapan kejadiannya. Ketiga,
penulis memberikan uraian/detail yang jelas, pada setiap tahap yang telah
ditentukan.
Pada umumnya analisis proses digunakan untuk
menjawab pertanyaan berikut ini. The how –to-do-it, untuk memberikan
petunjuk melakukan sesuatu sebagaimana resep, strategi, dan sejenisnya. The
how-it-works memberikan tahap-tahap bekerjanya mesin-mesin. Tipe ini mirip
dengan urutan waktu dalam paparan narasi. The how-it-is organized menunujukkan
bagaimana mekanisme kerja sebuah persamaan, partai politik atau universitas. The
how-did-it-happen memaparkan bagaimana sesuatu terjadi. Tipe ini lebih
khusus dibahas dalam analisis sebab.
Dengan cara sederhana analisis proses
memaparkan jawaban atas empat pertanyaan procedural.
1.
Bagaimana
mengerjakan/melakukan hal itu?
2.
Bagaimana
bekerjanya/tatacara kerjanya?
3.
Bagaimana
barang tertentu disusun?
4.
Bagaimana
hal itu terjadi?
Contohnya:
Rumusan
Bahasan:
Strategi
memaham imakna puisi
(I)
Sedikitnya
ada tiga langkah memahami makna teks puisi. Langkah pertama adalah memastikan
apa yang dikatakan penyair. Kedua, memperkirakan makna tersirat dalam teks
puisi itu. Ada ungkapan klasik untuk itu, yakni penyair ada di dalam kata, dan
ia di luar bahasa. Kata-kata bagi penyair bisa sangat pribadi atau personal.
Makna kata dan ungkapan yang sama memiliki makna berbeda untuk penyair berbeda.Ketiga,
menguji perkiraan/interprestasi sementara dengan membaca ulang teks puisi.
(II)
Langkah
pertama adalah menafsirkan makna literal atau tersurat. Caranya dengan
mencermati kalimat teks puisi bukan larik atau baris teks puisi.Larik puisi
biasanya dipenggal dengan sengaja untuk memberikan efek estetis atau bisa
semantis. Selanjutnya menafsirkan makna kata/ungkapan tertentu. Untuk itu
menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bisa sangat membantu. Misalnya
kata matahari, salju, daun, bara api, dan sebagainya. Kata-kata tersebut sangat
biasa dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
(III)
Langkah
kedua, adalah menafsirkan makna tersirat atau makna tersembunyi . (2) Dalam
bahasa puisi, penyair sering menggunakan benda-benda alam misalnya matahari,
salju, pohon, daun, bara api, dan sebagainya sebagai pembanding. Kata matahari misalnya dalam kamus diartikan
sebagai planet terbesar sebagi sumber energi.
Dalam puisi makna tersiratnya ditafsirkan sebagai sumber kehidupan,
sumber semangat, sumber insprasi, dsb.
Sebagaimana terbaca alam kalimat/kemana hendak pergi mencari
matahari/ Hal itu berlaku juga pada
kata-kata lain misalnya pohon dan daun dalam kalimat/ketika salju turun/pohon
kehilangan daun//
Langkah
terakhir, adalah memvalidasi perkiraan makna kata dan kalimat tersebut dalam
wacana puisi secara utuh. Dengan cara
ini upaya perbutan makna puisi secara literal dan simbolik dilakukan. Dalam memvalidasi atau menguatkan hasil
interprestasi itu, pembaca dapat mengontraskan dengan kenyataan formal
keseharian. Titik-titik kontars yang kuat mengindikasikan makna tersembunyi
maksud penyair.Mari perhatiakan kontras-kontras berikut:
No.
|
Maksud Tersembunyi Penyair
|
Fakta Keseharian
|
1.
|
Ke mana hendak pergi Mencari matahari
|
Manusia tidak pernah pergi mencari matahari.
|
2.
|
Ketika salju turun Pohon kehilangan daun
|
Meskipun salju turun, pohon tidak pernah merasa
kehilangan daun dan seterusnya.
|
Penjelasan:
ü Isi paragraf I:Informasi umum tiga langkah
memahami makna puisi dilengkapi dengan uraian perincian langkah pertama.
ü Isi paragraf II:Uraian langkah kedua memahami
makna puisi.
ü Isi peragraf III:Uraian langkah terakhir memahami
makna puisi.
Teknik Analisis Kausal /
Sebab-akibat
Analisis sebab akibat dilakukan
penulis dangan cara membahas terjadinya sesuatu kemudian diikuti pembahasan
mengenai akibat-akibatnya. Ada tiga cara utama membahas analisis sebab-akibat
yakni.
1.
Cara
blog
Dalam
cara blog, alasan atau argumentasi atau sebab-sebab diuraikan lebih dahulu
kemudian akibat atau pengaruh yang ditimbulkan dipaparkan satu blog atau satu
keutuhan tersendiri.
2.
Cara
Mata Rantai
Cara mata rantai, alasan dan akibat dipaparkan
berangkaian tanpa diakumulasikan dalam satu blog.
3.
Cara
Kombinasi
Cara kombinasi yaitu dengan
mengombinasikan cara pertama dan kedua.
Secara
konkret, pola sajian bahasan seperti berikut:
a.
Pola
satu sebab dengan satu akibat
b.
Pola
satu sebab dengan lebih dari satu akibat
c.
Pola
sebab-akibat secara berantai
d.
Pola
sejumlah sebab dengan satu akibat.
Pola ini diawali dengan uraian tentang sejumlah
sebab yang diikuti oleh uraian tentang suatu akibat tertentu yang
ditimbulkannya.
Contoh:
Rumusan bahasan:
timbulnya gerakan kebebasan perempuan
(I)
Gerakan kebebasan perempuan di sebagian besar belahan dunia
dimulai pertengahan abad dua puluh. Mereka umumnya berjuang memperoleh
kesempatan dan peranan lebih hampir diseluruh sektor kehidupan. Peranan
tradisional sebagai isteri dan ibu itu diperluas. Khusus di Amerika Serikat
gerakan tersebut dapat ditelusuri sebab musababnya dari tiga peristiwa penting,
yakni: (a) ditemukannya teknologi pengendali kelahiran, (b) ditemukannya
teknologi penghemat urusan rumah tangga, dan (c) pecahnya perang dunia kedua.
(II)
Berdasarkan sebab pertama, perempuan memiliki pilihan untuk
mengatur kelahiran, jika mereka menghendakinya. Keadaan tersebut mustahil
dikemukakan pada saat sebelumnya. Dampaknya perempuan memiliki lebih banyak
keleluasaan untuk mengembangkan potensi dan minat di luar urusan rumah tangga.
Atas sebab itu pula, perempuan memiliki banyak peluang seluas-luasnya untuk
mengambangkan pendidikan dan karier.
(III)
Peristiwa kedua mengakibatkan kerja efisien perempuan.
Sebagai gambaran, sekitar tujuh puluh atau delapan puluh tahun lalu, seorang
ibu rumah tangga rata-rata menghabiskan dua belas hingga empat belas jam per
hari untuk penyelesaian urusan rumah tannga. Hampir seluruh waktu yang dimiliki
seorang ibu tersedot untuk urusan rumah tangga. Penemuan mesin penanak nasi,
perebus air, makanan dan minuman instan, pencuci pakaian, pencuci piring,
penghisap debu, microwave dsb. Membawa perubahan revolusi oner pada sistem
kerja perempuan di rumah. Pada zaman sekarang, untuk membereskan pekerjaan
rumah seperti itu hanya diperlukan tidak lebih dari empat hingga lima jam per
hari.
(IV)
Pendorong ketiga adalah meletusnya perang dunia kedua.
Selama perang berlangsung, sebagian besar laki-laki terlibat perang. Mereka
meninggalkan berbagai pos pekerjan. Tidak ada pilhan lain, kaum perempuan harus
mengisi kondisi vakum tersebut. Beribu-ribu perempuan di pabrik sebagai worker,
sebagian kecil menjadi profesional, manajer, bahkan top leader perusahaan.
Peristiwa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kaum perempuan menjadi
sadar bahwa mereka ternyata tidak hanya mampu membuat kue dan mengganti popok
bayi. Mereka ternyata handal mengelas pesawat, mengelola pabrik, bahkan
memimpin perusahaan.
(V)
Kesimpulan akhirnya bahwa perempuan sekarang telah berhasil
mencapai kebebasan dan prestasi lebih besar dalam konteks rumah tangga,
masyarakat, dunia kerja, bahkan pemerintahaan. Disadari atau tidak laki-laki
penyebab semua itu. Laki-laki adalah penyebab perang, penemu teknologi
kelahiran, dan rumah tangga. Khusus politik dan pemerintahan adalah bidang lain
dari timbulnya gerakan kebebasan perempuan. Senang atau tidak senang kaum
laki-laki di masa sekarang harus berani menerima kondisi semacam itu sebagai
tuntutan zaman.
Penjelasan:
Teknik analis sebab-akibat yang
digunakan adalah cara matarantai
ü Isi
paragraf I : Informasi umum tentang
tiga pencetus/ penyabab timbulnya kebebasan perempuan di dunia khususnya di AS,
ü Isi
paragraf II : Uraian tentang
akibat/dampak sebab pertama,
ü Isi
paragraf III : Uraian dampak kedua
ü Isi
paragraf IV :Uraian dampak ketiga,
ü Isi
paragraf V : Uraian dampak atas sebab satu, dua, dan tiga, serta dampak lain
yang mengikutinya.
Teknik Analisis Pemecahan
Masalah
Teknik ini
merupakan variasi sebab-akibat, pemecahan masalah bertolak dari hubungan kausal
dilengkapi dengan alternatif pemecahannya. Pola sajian bahasan yang dapat
dipilih adalah
a.
pola
sebuah masalah dengan sebuah pemecahan,
b.
pola
sebuah masalah dengan dua/lebih alternatif pemecahan,
c.
pola
dua/lebih masalah dengan sebuah pemecahan.
Contoh :
Rumusan bahasan : Manfaat
Terusan Panama
(I)
Sejak semula, perencanaan penggalian
Terusan Panama dihadapkan pada tiga masalah besar, yakni (a) politik, (b)
geologi dan (c) sosial. Secara politis, pembukaan Terusan Panama memancing
konflik antara tiga negara, yakni Perancis, Panama, dan Amerika Serikat. Sebuah
Perusahaan Perancis dikontrak untuk menggali terusan itu. Tetapi berulang-ulang
harus memperpanjang perjanjiandengan Nikaragua, Panama, dan Darien dengan ganti
rugi yang terus meningkat. Momen
tersebut dimanfaatkan Panama mengobarkan revolusi untuk lepas dari hegemoni
Kolumbia. Dua kasus itu mendorong Amerika Serikat, membeli hak Perusahaan
Perancis. AS mengadakan perjanjian baru
dengan Nikaragunadan Costa Rica. Perjanjian tersebut menimbulkan
masalah-masalah politik.
(II)
Masalah geologis juga muncul dengan
penggalian terusan itu. Bagaimanakah mengelola sungai dengan arus amat deras
dan danau-danau? Perlu dibangun terusan panjang atau pendek. Terusan panjang
dengan ketahanan lebih pada permukaan air laut. Atau terusan pendek dengan
biaya lebih murah dan aman dengan pintu-pintu. Apa pun yang dipilih ternyata
keduanya menimbulkan penyakit demam dan malaria.
(III)
Secara sosial, pembukaan terusan itu
adalah perjuangan kemanusiaan. Terusan digali dengan cara menembus beribu-ribu
kilometer hutan belantara. Kanal yang
menggenang dan belukar adalah sarang nyamuk yang paling nyaman. Manusia harus
berjuang melawan nyamuk dan penyakit. Dengan semangat luar biasa, manusia dapat
memotong daratan dan mengatasi penyakit.
(IV)
Pada akhirnya, ketiga masalah besar
tersebut menjadi wajar dan manusiawi. Tergalinya Terusan Panama adalah jawaban
impian manusia selama berabad-abad untuk bisa berlayar kea rah barat, yakni
Cina. Gagasan penggalian Terusan Panama memang telah ada sejak Zaman Columbus.
Penjelajah Spanyol itu menyadari bahwa setiap pelayaran ke barat, ke Cina selalu
terhalang oleh dua benua dan sederet daratan sempit. Jalur tersebut dapat
dipersingkat dengan cara membuat sebuah terusan. Terusan itu, Terusan Panama
dibuka tanggal 15 Agustus 1914 untuk memberikan solusi atas masalah yang
menggunung selama empat abad.
Penjelasan :
Teknik pemecahan masalah
ü Isi paragraph I :
informasi umum tiga masalah dibukanya Terusan Panama, dilengkapi dengan uraian
masalah politis,
ü Isi paragraph II :
uraian masalah geologis,
ü Isi paragraph III :
uraian masalah sosial,
ü Isi paragraph IV :
uraian solusi atas masalah politis, geologis,dan sosial.
PENUTUP
1.
Area isi uraian penutup
Bagian penutup penulisan
keilmuaan lazim berisi ringkasan, simpulan dan saran-saran(jika dipandang
perlu).Pertama, ringkasan bersinonim dengan percis
artinya memangkas, memadatkan uraian asli.Kedua simpulan berarti hasil
menyimpulkan.menyimpulkan berarti pemberian pendapat dengan ringkaas
berdasarkan isi uraian bahasan.Perujukan atau pengutipan pendapat pakar lain
tidak perlu dilakukan.
2.
Teknik menguraikan penutup
Untuk menekankan atau menegaskan
uraian bahasan, pada bagian penutup penulis dapat menempuh dua teknik,
yakni:memberikan (1) ringkasan, dan (2)simpulan .Teknik meringkas dipilih
karena memang penulis tidak perlu menyimpulkan atau memang hasil uraian bahasan
belum cukup bahan untuk penarikan kesimpulan.Teknik menyimpulkan berarti
pemberian pendapat dengan ringkas berdasarkan isi uraian bahasan.Dalam
menyimpulkan, penulis menyatakan pendapat keilmuan sendiri berdasarkan uraian
bahasan.
Contoh:
No.
|
Uraian bahasan
|
PENUTUP
|
|
Ringkasan
|
Simpulan
|
||
1.
|
Uraian terperinci tentang bencana
alam akibat penjarahan hutan(uraian dalam 5—8 paragraf)
|
Disajaikan secara padat dan ringkas
bencana alam akibat bencana alam hutan (cukup dinyatakan dalam satu paragraf
saja)
|
Diberikan ulasan atau pendapat
tentang bencana alam akibat penjarahan hutan(cukup dinyatakan dalam satu
paragraf saja)
|
2.
|
Uraian terperinci tentang bencana
kemanusiaan akibat penjarahan hutan(uraian dalam 5—8 paragraf)
|
DAFTAR RUJUKAN:
Suwignyo, Heri dkk.
2007. Bahasa Indonesia Keilmuan.
Malang: LP3 Universitas Negeri Malang.
Rahayu, Minto.
2007. Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar