Selasa, 29 November 2016

Makalah Bahasa Indonesia Pembahasan dan Penutup pada Artikel Penelitian (TMT-1D, Kelompok 9)

TEKNIK PENGURAIAN PEMBAHASAN DAN PENULISAN PENUTUP
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
BAHASA INDONESIA
Dosen pengampu :
Ariesta Bagus Pramuwibowo, M. Pd.


Disusun oleh:
Kelompok 9
Moh. Malikul Hasan (17204163149)
Windy Arianti (17204163163)
Nurrishma Syafa’atul Husna (17204163166)
Alifiani Septiana (17204163167)
Achmad Cahyana Putra (17204163211)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2016


PEMBAHASAN
1.       Area isi uraian bahasan
Teks utama makalah berisi bahasan. Uraian kajian konseptual-teoritis dan faktual-empiris dientregasikan dalam bagian tersebut. Membahas dalam tulisan ilmiah diartikan sebagai kegiatan dalam identifikasi, mengklasifikasi,  mengilustrasikan, menguraikan/ menganalisis dan memberikan alasan dan bukti yang dapat dipercaya secara keilmuan. Hal yang dimasalahkan dibahas secara ditail, konkret, sistematis serta mendalam.
Dari segi isi yang diuraikan dalam bahasan disesuaikan dalam rumusan masalah pada bagian pendahuluan. Jika rumusan masalah berupa pertanyaan faktual atau konsseptual maka uraian bahasan juga bersifat faktual atau konseptual. Demikian pula, jika dalam rumusan masalah beerupa pertanyaan prosedural maka uraian bahasn bersifat prosedural.
·         Masalah faktual
·         Bahasan faktual
no
Rumusan masalah
sifat
Rumusan bahasan
Sifat
1
Bencana alam apa sajakah yang diakibatkan oleh penjarahan hutan ?
faktual
Bencana alam akibat penjarahan hutan
Faktual
2
Bencana kemanusiaan apa sajakah yang diakibatkan oleh penjarahan hutan ?
faktual
Bencana kemanusiaan akibat penjarahan hutan
Faktual
·         Masalah prosedural
·         Bahasan prosedural
no
Rumusan masalah
sifat
Bahsan masalah
Sifat
1
Bagaimana cara penghitungan besaran pajak bumi dan bangunan?
prosedural
Cara penghitungan besaran pajak bumi dan bangunan
Prosedural
2
Bagaimanakah cara penghitunga hasil PBB untuk pemda?
prosedural
Cara penghitungan hasil PBB untuk pemda
Prosedural


Teknik membahas
Membahas dalam karya ilmiah berkaitan dengan pengembangan gagasan penulis. Untuk itu penulis dapat memanfaatkan pendapat-pendapat pakar yang memiliki otoritas keilmuan dalam bidang keilmuannya. Wujudnya dapat berupa hasil merujuk, mengompilasi/merefeksi. Untuk keperluan itu sedikitnya ada tiga pula yang dapat digunakan untuk membahas, yakni: (1) pola ilustratif, (2) analitif, (3) argumentatif. Tercakup dalam pola pertama, yakni: (a) pemberian contoh, (b) perbandinga dan kontras. Pola kedua meliputi teknik (a) klasifikasi, (b) proses, (c) sebab akibat dan (d) pemecahan masalah. Dan pola argumentatif, didalamnya mencangkup teknik penalaran (a) deduktif-induktif, (b) kausalitas, dan (c) analogi.
Pola Ilustratif
·                     Teknik pemberian contoh
Pertama, teknik ini perlu diletakkan dalam kerangka berfikir deduktif, maksudnya dari hal umum menuju ke hal khusus.hal yang beersifat umum biasanya berupa gagasan atau penilaian, sedangkan contoh dapat berupa benda, manusia, tindakan, kejadian, tempat, atau gagasan. Kedua, pemberian contoh dilihat dari kategori atasan dan bawahan. Atasan terkait dengan super ordinat dan bawahan sebagai sub ordinat.Ketiga, pemberian contoh dimaksudkan bukan untuk membuktikan ataau memberikan evidensi, melainkan untuk memperjekas gagsan penulis.
Contohnya:
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.

·                     Teknik perbandingan (persamaan dan perbedaan / kontras)
Dalam tulisan ilmiah apapun dapat dibandingkan, yakni dengan ditunjukkan persamaan dan perbedaannya.Misalnya tentang benda, barang, objek, kejadian, peristiwa, gagasan, pendapat, masalah, subjek atau orang.Perlu disadari bahwa membandingkan dua hal tersebut harus benar-benar sederajat.Umpamanya membandingkan nangka jawa dengan cempadak kalimantan adalah perbandingan yang tepat, sebab keduanya termasuk jenis buah dengan klasifikasi sama
                Teknik membandingkan ada tiga, yakni:
(a)                pola persamaan – perbedaan.Tekniknya, terlebih dahulu dikemukakan detil-detil kesamaan dalam beberapa paragraf, kemudian diikuti uraian mengenai detil-detil kontras atau pembeda.
(b)                Pola perbedaan- persamaan.Tekniknya, terlebih dahulu dikemukakan detil-detil perbedaan (kontras) dalam beberapa paragraf, kemudian diikuti uraian mengenai detial-detil kesamaannya.
(c)                 Pola kombinasi (a) dan (b).Tekniknya, detil-detil kesamaan dan kebedaan dikemukakan berseling-seling dalam bebrapa paragraf.
Contohnya:
Tema lagu anak-anak zaman dulu lebih bervariasi dan mengandung pesan-pesan pendidikan yang bermanfaat bagi perkembangan mental-psikologis anak jika dibandingkan dengan lagu anak-anak masa kini. Anak-anak zaman dulu telah belajar tentang kebesaran Tuhan (Pelangi), alam sekitar (Lihat Kebunku), kasih sayang (Oh, Ibu dan Ayah), transportasi (Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah Kawan) melalui lagu-lagu tersebut. Lagu tersebut mampu mendatangkan kegembiraan juga memperluas wawasan pengetahuan anak-anak. Dibandingkan dengan lagu-lagu lama, lagu anak-anak zaman sekarang kurang memiliki variasi tema. Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan pada diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti kehidupan anak-anak itu sendiri.






Pola Analitis
Teknik Klasifikasi
                Mengklasifikasi berarti mengelompokkan barang, benda, objek, gagasan, atau masalah kedalam kelompok tertentu. Bagi pembaca, penolakan terhadap klasifikasi tidak perlu ditumpukan pada hasil klasifikasi, tetapi lebih tepat diarahkan pada dasar klasifikasi yang digunakan penulis. Jika dasar yang digunakan berterima, pembaca dapat mengkritisi apakah hasil klasifikasi sesuai dengan dasar yang digunakan.
                Cara kerja klasifikasi memiliki kesamaan dengan teknik persamaan dan perbedaan atau kontras serta teknik deduktif-induktif. Pada teknik persamaan dan perbedaan penulis membandingkan dua persoalan atau lebih dengan mengemukakan detail-detail persamaan dan perbedaan. Sedangkan pada klasifikasi langkah tersebut dilanjutkan atau diarahkan pada dasar pengelompokan tertentu. Di pihak lain teknik klasifikasi memiliki persamaan dangan teknik deduktif-induktif.dalam klasifikasi penulis melakukan detail atau perincian, dan hasil perincian tersebut untuk memperoleh kelas-kelas atau kelompoknya, kelompok yang diperoleh dari langkah sebelumnya diperinci lagi ke dalam kelompok yang lebih kecil lagi. Itulah sebabnya, penulis harus jelas dan konsisten menerapkan dasar klasifikasinya.
                Secara umum dasar klasifikasi atas topik atau pokok masalah berupa :
a.       tempat atau spasial,
b.      kronologi atau waktu,
c.       proses,
d.      mekanisme atau cara kerja,
e.      fungsi atau peran,
f.        posisi atau kedudukan,
g.       bentuk,
h.      sifat, dan sebagainya.
Misalnya, untuk mengklasifikasi karyawan suatu perusahaan jika didasarkan pada waktu, akan ditemukan kelompok karyawan dengan masa kerja sangat lama, lama, cukup lama, baru, sangat baru. Akan tetapi, jika didasarkan pada sifat atau keahlian akan dihasilkan karyawan (a) professional, (b) asisten, tenaga kasar atau pekerja. Formulasi pengembangan gagasan atau pembahasan dapat mengikuti pola berikut ini:
a.       menentukan dasar klasifikasi-mengklasifikasi-membuat perincian/detail,
b.      membuat perincian/detail-mengklasifikasi-mengarah pada dasar klasifikasi.
Contohnya:
Rumusan bahasan:
Dasar-dasar Biologis Perilaku
(I)
Perilaku seseorang dapat diungkap/ditelusuri secara biologis, yakni dengan meneliti bagaimana proses dan dinamika saraf-saraf-faali atauneural-fisiologis. Berdasarkan fungsinya dibedakan atas tiga kelompok, yakni (a) jaringan sel, (b) sistem saraf, dan (c) sistem kelenjar atau hormonal. Pertama, tubuh seseorang dibekali dengan jaringan sel penerima rangsang atau reseptor, penerus rangsang atau ajustor, dan penanggap rangsang atau efektor. Melalui sel reseptor seseorang menerima berbagai rangsang, misalnya suhu, mekanis, kimiawi, sinar, dan warna. Rangsang-rangsang tersebut selanjutnya diteruskan untuk ditanggapi sel efektor. Hasilnya direspon oleh otot dan kelenjar tubuh berupa aksi atau perilaku tertentu.
(II)
Kedua, sistem saraf tubuh terbagi atas (a) sistem saraf pusat mencakup sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, serta (b) sistem saraf tepi yang terdapat pada seluruh organ tubuh seseorang. Sistem saraf pusat berfungsi mengoordinasi perilaku. Perilaku yang kompleks dikoordinasi oleh otak dan yang sederhana seperti refleks oleh sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi tidak memiliki fungsi koordinatif. Tugas utamanya adalah menerima dan menyalurkan seluruh rangsang yang diterima ke saraf pusat. Proses tersebut berlangsung berulang-ulang secara timbal balik.
(III)
Ketiga adalah sistem endokrin, yang terdiri atas rangkaian kelenjar atau glandula. Kelenjar tersebut dapat mengeluarkan cairan kimiawi ke dalam darah. Banyak sedikitnya cairan kimia itu disebut hormon. Di antaranya ada lima jenis hormon yang menentukan perilaku seseorang. Lima kelenjar yang dimaksud adalah (a) kelenjar gondok atau tiroid, (b) kelenjar pituitary, (c) kelenjar adrenalin, (d) kelenjar kelamin atau gonad, dan (e) kelenjar pankreas.
(IV)
Kelenjar gondok memproduksi hormon tiroksin. Hormon tersebut membantu mengatur metabolisme tubuh. Kelenjar pituitary mengeluarkan hormon pitiutari bekerjasama dengan hipotalamus, mengatur atau mengendalikan berbagai reaksi emosional seseorang. Kelenjar adrenal, mengahasilkan hormon adrenalin yang dikeluarkan saat seseorang sedang stres. Kelenjar kelamin atau gonad, yang mengeluarkan hormon yang memengaruhi perilaku seksual. Kelenjar pankreas menghasilkan insulin yang mengatur kadar gula dalam darah.
(V)
Demikianlah ketiga kelompok sistem jaringan tersebut berinteraksi secara dinamis. Sinergi di antara ketiganya memengaruhi perilaku seseorang. Perilaku dimaksud baik perilaku (a) individual, (b) sosial, maupun (c) bentuk perilaku yang lain. Ketidakharmonisan kinerja tiga jaringan sistem tersebut berakibat pada perilaku menyimpang seseorang. Begitulah penjelasan perilaku seseorang  berdasarkan kajian neural-fisiologis.
Penjelasan:
Teknik pemberian klasifikasi:
isi paragraf i        : menentukan dasar klasifikasi penentu perilaku seseorang dan pemberian detail atas klasifikasi/kelompok pertama, yakni sistem jaringan sel tubuh,
isi paragraf ii       : pemberian detail atau perincian atas kelompok kedua, yakni sistem saraf tubuh,
isi paragraf iii      : pemberian detail atau perincian atas kelompok ketiga, yakni sistem hormon,
isi paragraf iv     : pengembangan perincian/detail atas kelompok ketiga,
isi paragraf v      : penggabungan detail informasi pada paragraf (i), (ii), (iii), dan (iv) dalam bentuk pernyataan umum.
Teknik Analisis Proses
Proses merupakan suatu sekuensi atau urutan tindakan atau perbuatan untuk menghasilkan sesuatu atau urutan sesuatu kejadian atau peristiwa. Analisis proses berbeda dengan narasi dalam hal hasil akhirnya. Pada narasi yang diceritakan adalah urutan kegiatan atau rangkaian kejadian tanpa memerhatikan hasil akhirnya. Sebaliknya, analisis proses memaparkan sekuensi atau serangkaian kegiatan dengan tujuan akhir terwujudnya hasil tertentu karena adanya proses yang disengaja.
Secara prosedural analisis proses dilakukan dengan cara berikut ini. Pertama, penulis memahami/menguasai rincian secara menyeluruh. Kedua, penulis membagi proses menurut tahapan kejadiannya. Ketiga, penulis memberikan uraian/detail yang jelas, pada setiap tahap yang telah ditentukan.
Pada umumnya analisis proses digunakan untuk menjawab pertanyaan berikut ini. The how –to-do-it, untuk memberikan petunjuk melakukan sesuatu sebagaimana resep, strategi, dan sejenisnya. The how-it-works memberikan tahap-tahap bekerjanya mesin-mesin. Tipe ini mirip dengan urutan waktu dalam paparan narasi. The how-it-is organized menunujukkan bagaimana mekanisme kerja sebuah persamaan, partai politik atau universitas. The how-did-it-happen memaparkan bagaimana sesuatu terjadi. Tipe ini lebih khusus dibahas dalam analisis sebab.
Dengan cara sederhana analisis proses memaparkan jawaban atas empat pertanyaan procedural.
1.       Bagaimana mengerjakan/melakukan hal itu?
2.       Bagaimana bekerjanya/tatacara kerjanya?
3.       Bagaimana barang tertentu disusun?
4.       Bagaimana hal itu terjadi?
Contohnya:
Rumusan Bahasan:
Strategi memaham imakna puisi
(I)
                Sedikitnya ada tiga langkah memahami makna teks puisi. Langkah pertama adalah memastikan apa yang dikatakan penyair. Kedua, memperkirakan makna tersirat dalam teks puisi itu. Ada ungkapan klasik untuk itu, yakni penyair ada di dalam kata, dan ia di luar bahasa. Kata-kata bagi penyair bisa sangat pribadi atau personal. Makna kata dan ungkapan yang sama memiliki makna berbeda untuk penyair berbeda.Ketiga, menguji perkiraan/interprestasi sementara dengan membaca ulang teks puisi.
(II)
                Langkah pertama adalah menafsirkan makna literal atau tersurat. Caranya dengan mencermati kalimat teks puisi bukan larik atau baris teks puisi.Larik puisi biasanya dipenggal dengan sengaja untuk memberikan efek estetis atau bisa semantis. Selanjutnya menafsirkan makna kata/ungkapan tertentu. Untuk itu menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bisa sangat membantu. Misalnya kata matahari, salju, daun, bara api, dan sebagainya. Kata-kata tersebut sangat biasa dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
(III)
                Langkah kedua, adalah menafsirkan makna tersirat atau makna tersembunyi . (2) Dalam bahasa puisi, penyair sering menggunakan benda-benda alam misalnya matahari, salju, pohon, daun, bara api, dan sebagainya sebagai pembanding.  Kata matahari misalnya dalam kamus diartikan sebagai planet terbesar sebagi sumber energi.  Dalam puisi makna tersiratnya ditafsirkan sebagai sumber kehidupan, sumber semangat, sumber insprasi, dsb.  Sebagaimana terbaca alam kalimat/kemana hendak pergi mencari matahari/  Hal itu berlaku juga pada kata-kata lain misalnya pohon dan daun dalam kalimat/ketika salju turun/pohon kehilangan daun//
(IV)
                Langkah terakhir, adalah memvalidasi perkiraan makna kata dan kalimat tersebut dalam wacana puisi secara utuh.  Dengan cara ini upaya perbutan makna puisi secara literal dan simbolik dilakukan.  Dalam memvalidasi atau menguatkan hasil interprestasi itu, pembaca dapat mengontraskan dengan kenyataan formal keseharian. Titik-titik kontars yang kuat mengindikasikan makna tersembunyi maksud penyair.Mari perhatiakan kontras-kontras berikut:
No.
Maksud Tersembunyi Penyair
Fakta Keseharian
1.
Ke mana hendak pergi Mencari matahari
Manusia tidak pernah pergi mencari matahari.
2.
Ketika salju turun Pohon kehilangan daun
Meskipun salju turun, pohon tidak pernah merasa kehilangan daun dan seterusnya.

Penjelasan:
ü  Isi paragraf I:Informasi umum tiga langkah memahami makna puisi dilengkapi dengan uraian perincian langkah pertama.
ü  Isi paragraf II:Uraian langkah kedua memahami makna puisi.
ü  Isi peragraf III:Uraian langkah terakhir memahami makna puisi.

Teknik Analisis Kausal / Sebab-akibat
                                Analisis sebab akibat dilakukan penulis dangan cara membahas terjadinya sesuatu kemudian diikuti pembahasan mengenai akibat-akibatnya. Ada tiga cara utama membahas analisis sebab-akibat yakni.
1.       Cara blog
Dalam cara blog, alasan atau argumentasi atau sebab-sebab diuraikan lebih dahulu kemudian akibat atau pengaruh yang ditimbulkan dipaparkan satu blog atau satu keutuhan tersendiri.
2.       Cara Mata Rantai
Cara mata rantai, alasan dan akibat dipaparkan berangkaian tanpa diakumulasikan dalam satu blog.
3.       Cara Kombinasi
Cara kombinasi yaitu dengan mengombinasikan cara pertama dan kedua.
                Secara konkret, pola sajian bahasan seperti berikut:
a.       Pola satu sebab dengan satu akibat
b.      Pola satu sebab dengan lebih dari satu akibat
c.       Pola sebab-akibat secara berantai
d.      Pola sejumlah sebab dengan satu akibat.
Pola ini diawali dengan uraian tentang sejumlah sebab yang diikuti oleh uraian tentang suatu akibat tertentu yang ditimbulkannya.
Contoh:
Rumusan bahasan: timbulnya gerakan kebebasan perempuan
(I)
Gerakan kebebasan perempuan di sebagian besar belahan dunia dimulai pertengahan abad dua puluh. Mereka umumnya berjuang memperoleh kesempatan dan peranan lebih hampir diseluruh sektor kehidupan. Peranan tradisional sebagai isteri dan ibu itu diperluas. Khusus di Amerika Serikat gerakan tersebut dapat ditelusuri sebab musababnya dari tiga peristiwa penting, yakni: (a) ditemukannya teknologi pengendali kelahiran, (b) ditemukannya teknologi penghemat urusan rumah tangga, dan (c) pecahnya perang dunia kedua.
(II)
Berdasarkan sebab pertama, perempuan memiliki pilihan untuk mengatur kelahiran, jika mereka menghendakinya. Keadaan tersebut mustahil dikemukakan pada saat sebelumnya. Dampaknya perempuan memiliki lebih banyak keleluasaan untuk mengembangkan potensi dan minat di luar urusan rumah tangga. Atas sebab itu pula, perempuan memiliki banyak peluang seluas-luasnya untuk mengambangkan pendidikan dan karier.
(III)
Peristiwa kedua mengakibatkan kerja efisien perempuan. Sebagai gambaran, sekitar tujuh puluh atau delapan puluh tahun lalu, seorang ibu rumah tangga rata-rata menghabiskan dua belas hingga empat belas jam per hari untuk penyelesaian urusan rumah tannga. Hampir seluruh waktu yang dimiliki seorang ibu tersedot untuk urusan rumah tangga. Penemuan mesin penanak nasi, perebus air, makanan dan minuman instan, pencuci pakaian, pencuci piring, penghisap debu, microwave dsb. Membawa perubahan revolusi oner pada sistem kerja perempuan di rumah. Pada zaman sekarang, untuk membereskan pekerjaan rumah seperti itu hanya diperlukan tidak lebih dari empat hingga lima jam per hari.
(IV)
Pendorong ketiga adalah meletusnya perang dunia kedua. Selama perang berlangsung, sebagian besar laki-laki terlibat perang. Mereka meninggalkan berbagai pos pekerjan. Tidak ada pilhan lain, kaum perempuan harus mengisi kondisi vakum tersebut. Beribu-ribu perempuan di pabrik sebagai worker, sebagian kecil menjadi profesional, manajer, bahkan top leader perusahaan. Peristiwa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kaum perempuan menjadi sadar bahwa mereka ternyata tidak hanya mampu membuat kue dan mengganti popok bayi. Mereka ternyata handal mengelas pesawat, mengelola pabrik, bahkan memimpin perusahaan.


(V)
Kesimpulan akhirnya bahwa perempuan sekarang telah berhasil mencapai kebebasan dan prestasi lebih besar dalam konteks rumah tangga, masyarakat, dunia kerja, bahkan pemerintahaan. Disadari atau tidak laki-laki penyebab semua itu. Laki-laki adalah penyebab perang, penemu teknologi kelahiran, dan rumah tangga. Khusus politik dan pemerintahan adalah bidang lain dari timbulnya gerakan kebebasan perempuan. Senang atau tidak senang kaum laki-laki di masa sekarang harus berani menerima kondisi semacam itu sebagai tuntutan zaman.

Penjelasan:
Teknik analis sebab-akibat yang digunakan adalah cara matarantai
ü    Isi paragraf I       : Informasi umum tentang tiga pencetus/ penyabab timbulnya kebebasan perempuan di dunia khususnya di AS,
ü    Isi paragraf II      : Uraian tentang akibat/dampak sebab pertama,
ü    Isi paragraf III     : Uraian dampak kedua
ü    Isi paragraf IV :Uraian dampak ketiga,
ü    Isi paragraf V : Uraian dampak atas sebab satu, dua, dan tiga, serta dampak lain yang mengikutinya.
Teknik Analisis Pemecahan Masalah
                Teknik ini merupakan variasi sebab-akibat, pemecahan masalah bertolak dari hubungan kausal dilengkapi dengan alternatif pemecahannya. Pola sajian bahasan yang dapat dipilih adalah
a.       pola sebuah masalah dengan sebuah pemecahan,
b.      pola sebuah masalah dengan dua/lebih alternatif pemecahan,
c.       pola dua/lebih masalah dengan sebuah pemecahan.
Contoh :
Rumusan bahasan : Manfaat Terusan Panama
(I)
        Sejak semula, perencanaan penggalian Terusan Panama dihadapkan pada tiga masalah besar, yakni (a) politik, (b) geologi dan (c) sosial. Secara politis, pembukaan Terusan Panama memancing konflik antara tiga negara, yakni Perancis, Panama, dan Amerika Serikat. Sebuah Perusahaan Perancis dikontrak untuk menggali terusan itu. Tetapi berulang-ulang harus memperpanjang perjanjiandengan Nikaragua, Panama, dan Darien dengan ganti rugi yang terus meningkat.  Momen tersebut dimanfaatkan Panama mengobarkan revolusi untuk lepas dari hegemoni Kolumbia. Dua kasus itu mendorong Amerika Serikat, membeli hak Perusahaan Perancis.  AS mengadakan perjanjian baru dengan Nikaragunadan Costa Rica. Perjanjian tersebut menimbulkan masalah-masalah politik.
(II)
        Masalah geologis juga muncul dengan penggalian terusan itu. Bagaimanakah mengelola sungai dengan arus amat deras dan danau-danau? Perlu dibangun terusan panjang atau pendek. Terusan panjang dengan ketahanan lebih pada permukaan air laut. Atau terusan pendek dengan biaya lebih murah dan aman dengan pintu-pintu. Apa pun yang dipilih ternyata keduanya menimbulkan penyakit demam dan malaria.
(III)
        Secara sosial, pembukaan terusan itu adalah perjuangan kemanusiaan. Terusan digali dengan cara menembus beribu-ribu kilometer hutan belantara. Kanal  yang menggenang dan belukar adalah sarang nyamuk yang paling nyaman. Manusia harus berjuang melawan nyamuk dan penyakit. Dengan semangat luar biasa, manusia dapat memotong daratan dan mengatasi penyakit.
(IV)
        Pada akhirnya, ketiga masalah besar tersebut menjadi wajar dan manusiawi. Tergalinya Terusan Panama adalah jawaban impian manusia selama berabad-abad untuk bisa berlayar kea rah barat, yakni Cina. Gagasan penggalian Terusan Panama memang telah ada sejak Zaman Columbus. Penjelajah Spanyol itu menyadari bahwa setiap pelayaran ke barat, ke Cina selalu terhalang oleh dua benua dan sederet daratan sempit. Jalur tersebut dapat dipersingkat dengan cara membuat sebuah terusan. Terusan itu, Terusan Panama dibuka tanggal 15 Agustus 1914 untuk memberikan solusi atas masalah yang menggunung selama empat abad.
Penjelasan :
Teknik pemecahan masalah
ü  Isi paragraph I            : informasi umum tiga masalah dibukanya Terusan Panama, dilengkapi dengan uraian masalah politis,
ü  Isi paragraph II          : uraian masalah geologis,
ü  Isi paragraph III         : uraian masalah sosial,
ü  Isi paragraph IV         : uraian solusi atas masalah politis, geologis,dan sosial.



PENUTUP
1.       Area isi uraian penutup
                Bagian penutup penulisan keilmuaan lazim berisi ringkasan, simpulan dan saran-saran(jika dipandang perlu).Pertama, ringkasan bersinonim dengan percis artinya memangkas, memadatkan uraian asli.Kedua  simpulan berarti hasil menyimpulkan.menyimpulkan berarti pemberian pendapat dengan ringkaas berdasarkan isi uraian bahasan.Perujukan atau pengutipan pendapat pakar lain tidak perlu dilakukan.
2.       Teknik menguraikan penutup
                Untuk menekankan atau menegaskan uraian bahasan, pada bagian penutup penulis dapat menempuh dua teknik, yakni:memberikan (1) ringkasan, dan (2)simpulan .Teknik meringkas dipilih karena memang penulis tidak perlu menyimpulkan atau memang hasil uraian bahasan belum cukup bahan untuk penarikan kesimpulan.Teknik menyimpulkan berarti pemberian pendapat dengan ringkas berdasarkan isi uraian bahasan.Dalam menyimpulkan, penulis menyatakan pendapat keilmuan sendiri berdasarkan uraian bahasan.
Contoh:
No.
Uraian bahasan
PENUTUP
Ringkasan
Simpulan
1.
Uraian terperinci tentang bencana alam akibat penjarahan hutan(uraian dalam 5—8 paragraf)
Disajaikan secara padat dan ringkas bencana alam akibat bencana alam hutan (cukup dinyatakan dalam satu paragraf saja)
Diberikan ulasan atau pendapat tentang bencana alam akibat penjarahan hutan(cukup dinyatakan dalam satu paragraf saja)
2.
Uraian terperinci tentang bencana kemanusiaan akibat penjarahan hutan(uraian dalam 5—8 paragraf)




DAFTAR RUJUKAN:
Suwignyo, Heri dkk. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: LP3 Universitas Negeri Malang.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGANTAR PSIKOLOGI KOGNITIF

Ketika membaca dan berpikir mengenai apakah definisi psikologi kognitif itu? Sesungguhnya kita sedang melibatkan kognisi. Psikologi Kognitif...